- Back to Home »
- Fan Fiction , Tenager XG »
- The Last of Us
Apakah kita masih bisa bertemu lagi?
Apakah ini akhir buat kita?
Aku bahkan belum menyatakannya.
Apa yang harus aku lakukan?
Aku menggumam pada diriku sendiri.
"Hei Taiyou! Ngapain kau disitu? Kau udah duduk disitu selama 2 jam tanpa melakukan apapun?" Tanya Nekouta teman sekelasku.
"Ah, Kau Neko. Seperti biasanya, aku sedang membaca buku filosofi seni perang." Jawabku pelan.
"Kau yakin sedang membacanya? Aku lihat kau daritadi bahkan tak membalik satupun halaman dari bukumu." Sepertinya dia sudah tahu kalau aku sebenarnya sedang memikirkan sesuatu.
"Jadi apa yang sedang kau pikirkan Taiyou? Ceritakanlah pada kami." Ujar Aldhi teman baikku.
"Kalian sebaiknya tak perlu tahu. Ini urusan pribadiku. Bisakah kalian memberiku waktu untuk sendiri saja?" Jawabku dingin
"Baiklah kalau itu maumu Taiyou, kami mengerti itu." Kemudian mereka berdua meninggalkanku di sebuah meja di pinggir kelas. Aldhi dan Neko adalah temanku sejak kami masih SD, tapi pada saat SMP aku tidak bersama dengan mereka karena aku bersekolah di Jepang karena Ayahku di mutasi kesana. Jadi kami baru bersatu lagi di SMA.
Jujur saja, sebenarnya sekarang aku sedang memikirkan tentang kelulusanku dari SMAN 11 Yogyakarta ini. Dan aku sekarang ini sedang bingung. Bukan dibingungkan karena masalah Universitas mana yang akan kumasuki. Karena jujur saja aku sudah mendapat Beasiswa ke Tokyo University tepatnya di Fakultas Hukum. Jadi untuk masalah sekolah saja aku tidak merasa bimbang. Saat ini aku sedang bingung mengenai perasaanku sekarang ini. Sebenarnya aku sudah memendam perasaan ini sejak kelas 1 dulu. Aku menyukai seorang gadis yang dulu merupakan teman sekelas saat kelas X tapi kami berpisah karena dia berada di kelas IPA sedangkan aku di kelas IPS. Sampai saat ini pun aku belum pernah menyampaikan perasaanku. Memang sih kami itu sebenarnya dekat, tapi entah kenapa aku tetap saja tidak bisa menyampaikannya.
Lesi Anggrid, nama yang indah. Seorang gadis keturunan Jepang-Indonesia *sama kayak aku*. Aku tidak tahu apa kata teman-temanku mengenai mereka, tapi yang jelas dia itu kelihatan cantik sekali di mataku. Rambutnya yang bergelombang dan wajahnya yang manis selalu menyambutku setiap pagi dengan "Ohayou Taiyou". Itulah yang selalu membuatku senang tiap kali aku berangkat pagi.
KRIIIING
Bel tanda istirahat pun berbunyi.
Wali kelasku pun meninggalkan kelas setelah menyampaikan soal kelulusan. Tapi sebelum meninggalkan kelas Guruku bertanya padaku "Taiyou kenapa kok sepertinya daritadi jadi pendiam sekali?"
"Ah, aku gak kenapa-kenapa kok Bu Tya." Jawabku pelan.
"Benar Taiyou gak apa-apa? Apa mungkin karena masih memikirkan Anggrid kah?" Tanya Bu Tya memastikan.*sebenarnya sih setengah ngejek itu*
"Aku rasa Anggrid belum punya pacar tuh. Cepetan sana Taiyou! Sebelum dia disaut orang lain lho." Ejek Priyo, seseorang yang "famous" di sekolah.
Errrgh! Priyo sial! Dia selalu muncul di saat yang tidak tepat. Sekarang ini akan menjadi bahan lelucon di kelasku.
"Daijoubu desu yo nee Taiyou *terjemahan: udah, gapapa Taiyou*" Ujar adik kembarku Azuna.
"Tapi, sekarang seisi kelas bakal menemukan lelucon baru buat nge-bully aku." Jawabku ketus.
"Tapi aku bisa kok bantuin kakak buat nembak dia."
Heh!? Beneran itu dia barusan bilang gitu? Setauku Azuna belum pernah mau berkoalisi denganku. Tapi apa salahnya sih buat dicoba?
"Seriusan kamu Azuna? Kamu beneran bisa?" Tanyaku bersemangat.
"Ya seriusan lah kak, buat apa aku bohong? Aku mau kok bantuin kakak." Jawabnya dengan riang. *seperti biasanya dia selalu sambil lompat-lompat kayak kelinci gitu*
"Boleh lah tuh Azuna, bantu kakakmu ini ya."
"Oke, tapi ini gak gratis lho kak..." Seperti yang bisa kutebak, dia pasti meminta sesuatu dariku. Semoga saja sih bukan album AKB48 yang baru saja kubeli kemarin saat liburan ke Jepang.
"Okelah, sekarang Azuna mau apa? Tapi jangan album AKB48 ku yang kemarin aku beli pas ke Jepang ya."
"Aku gak minta yang macem-macem kok kak. Aku cuma minta kakak bantuin aku biar Torin Kaitani itu mau ngajak aku nge-Date kak." Sudah kuduga, pasti ada hubungannya dengan Torin, anak kelas tetangga yang merupakan teman baikku.
"Baiklah, kakak bisa bantuin kok. It's a Piece of Cake, eh nggak, a Piece of Muffin."
"Jadi kakak deal?"
"Oke deal deh." Kami membuat perjanjian tentang pasangan masing-masing. Dengan ini aku tidak bisa mengingkari janji yang sudah kubuat. Karena aku tidak pernah bisa mengingkari janji terutama kepada perempuan dan adik kembarku sendiri. Itu adalah komitmenku kepada diriku sendiri.
Oke, saat ini aku gak tahu gimana caranya Azuna buat bantu aku nembak Anggrid. Yang jelas sih aku udah nyuruh Torin buat ngajak Azuna nge-Date.
Tanggal 20 Juni 2013
Azuna menyuruhku untuk menemui Anggrid di kantin sekolah. Aku rasa sih dia berhasil. Dengan ini perjanjian kami sudah selesai.
"Seni Perang Strategi #1: Perdaya Langit untuk lewati...."
"Samudra" Suara lembut itu kukenali. Itu adalah Anggrid. Oh tidak mungkin. aku bahkan tidak tahu mau ngomong apa. Arrrrrgh, kenapa perasaanku jadi seperti ini? Kenapa aku malah bingung sendiri? OH GOD WHY?!
"Ah, Anggrid. Selamat Siang."
"Selamat Siang Taiyou, jadi ada apa kau memanggilku kesini?"
"Umm..... ano..... Umm....." Kenapa aku malah jadi grogi begini?!
"Iya?"
"Umm..... Jadi sebenarnya udah lama aku.....Umm....." Aduh, aku tadi mau ngomong apaan sih? Ugh.
"Katakan dengan perlahan Taiyou" Jawabnya lembut.
"Baiklah, J-Jadi begini, a-aku mau, ah enggak salah. Umm, jadi gini, udah lama aku s-sssukkka kamu, kamu mau nggak jadi..... Umm..... Arrgh! kenapa susah sekali mengatakannya sih?"
"Oke, jadi kamu mau aku jadi?"
"Aku mau kamu jadi... Jadi pacarku?" Iiiiih bego banget sih aku ini. Udah memberi pernyataan malah nanya balik. Bener-bener bego aku ini.
"Pacar? gimana ya? Kasih aku waktu bisa?" Jawabnya lembut
"Oke, aku kasih kamu waktu 2 hari untuk jawabnya." *padahal 2 hari lagi wisuda kami*
"Tapi terserah aku ya jawabnya lewat apa"
"Iyadeh, terserah kamu. yang penting aku udah nyatain perasaanku."
Jadi sehari setelah itu, Azuna mulai KEPO denganku. Dia mulai bertanya-tanya tentang Anggrid. Itu karena dia sekarang udah resmi jadi pacarnya Torin Kaitani. *kampret, gue dilompatin adek gue*
"Jadi gimana kemarin kak? Berhasil?" Tanya Azuna dengan kebiasaannya lompat-lompat kayak kelinci
"Berhasil kok Azuna. Cuman aku agak bingung aja apa aja yang mau aku bilang ke dia."
"Lalu gimana dia jawabnya kak?"
"Dia aku kasih waktu 2 hari buat jawab."
"What the?! Kak! Kamu itu bego banget sih? Ga tegas ah, kasih waktu itu maksimal 1 hari aja!" Teriak Azuna nyaring di telingaku.
"Aku lakuin hal yang bener kok. Aku gamau dia buat keputusan instan yang bakal membuatku atau dia menyesal nantinya." Jawabku Tegas.
"Oke deh, kalo gitu terserah kakak aja. Yang penting aku udah tau kalau kakak itu masih tegas juga." Ujar Azuna kemudian dia ngacir ke kamarnya.
Sugoii ~
BalasHapus