Popular Post

Archive for Juni 2013

XG Tenager

By : Taiyou Atsuya
 Ini cuman video coba-coba aja sih dari Movie Editor di tablet gue. Kalo rada cacat ya dimaklumi lah ya :3
Motivasi bikin video tuh sebenernya gara-gara gue keinget sama anak-anak XG, dan buat bentuk penghargaan terhadap mereka yang udah menambaha hal-hal menyenangkan dalam hidup gue, ya gue coba bikin video ginian :3

Enjoy~


Life Journal #6 (Eleven "Fun" Camp)

By : Taiyou Atsuya

Oke Kali ini gue mau nyeritain tentang kemah selama 3 hari 1 malem di sebuah campsite di daerah Adisutjipto. Hari pertama, gue dateng ke campsite dengan disambut oleh temen-temen 1 sangga gue buat bikin tenda yang akhirnya malah jadi CCD (baca: cacad), dan setelah itu gue disambut lagi sama "anak" gue di tenda gue buat nanyain tentang bribikannya :v. Dan hari itu juga gue ngikutin lomba stand up comedy malemnya. Dan material yang gue pake tentang JKT48 itu cukup menghibur ,meskipun material gue ga selesai secara sempurna. Habis lomba stand up comedy, gue langsung ngajakin Anggrid buat duduk berdua dibawah bintang-bintang di langit di deket tenda dia. Kita duduk berduaan gitu dah, meskipun ga cuman gue doang sih yang berduaan bareng pacar gitu malem itu. Udah gitu Mama Vita sama Kak Laras selalu melakukan hal2 gaje yang bisa dibilang bullying terhadap kami berdua :v
Mama Vita sama Kak Laras pergi, datanglah duet maut Priyo dan Hanif yang datang membully kami lagi. Abis mereka semua pergi Baku datanglah Luthfi yang membawa pesenan gue yaitu root beer :v habis itu sih bener-bener ga ada yang ganguin tapi udah disuruh buat tidur ke tenda masing-masing. Dan alhasil gue sama Anggrid cuman ngabisin waktu sekitar 2 jam kurang bust berduaan *Dan gue masih berasa kurang. Habis itu ya balik lah kami ke tends masing-masing, Dan gue ngucapin oyasumi akhirnya lewat SMS sekalian janjian sailing ngebangunin paginya. OK itulah cerita gue selama camping hari ntar yang hari kedua di postingan berikutnya :3



Life Journal #5 (Anggrid's Birthday Party)

By : Taiyou Atsuya
#np Girls' Generation - Lingua Franca

Oke, di Life Journal gue kali ini, gue mau sedikit cerita *tapi banyak foto* tentang ulang tahun pacar gue, Anggrid kemaren Jumat. Ulang tahunnya tanggal 9 Juni tapi ngerayainnya baru jumat kemaren. Sebenernya sih udah telat banget mau nge-post ginian sih :v
Okee, kali ini mulai dari pertama aja ya, pokoknya ini habis gue nembak Anggrid siangnya, malemnya kami (beberapa anak XG) makan-makan di sebuah Restoran Pizza di daerah Sudirman *harusnya pada tau sendiri lah*.

Okay here are the photos taken by XG's Family Photographer, Bayu *kasian kau nak*



Inilah orang yang ber-ulang tahun *dua-duanya sih* (Kanan: Anggrid, Kiri: Chandra)
Cantik kan? Iyalah cantik, Anggridnya cantik. Chandra mah tauk cantik apa kagak :v








Nah inilah keluarga mama vita secara (hampir) lengkap *gara-gara papa afis ga dateng*









Yang ini sih sama aja kayak yang atas, cuman yang bagus dijadiin ava twitter gw sih yang ini XD
Dan pas ini, pada ngasih kado, gue sih enggak. soalnya gue udah ngasih kado duluan ke dia pas tanggal ulang tahunnya






Ini pas Anggrid sama Chandra Make a Wish terus tiup lilin. Gue masih inget waktu itu Wish-nya Anggrid itu pokoknya semoga dia selalu bahagia *tenang aja nggrid, gue akan selalu bikin Anggrid bahagia kok, gue janji itu* :3






Nah yang ini pas Mama Vita (kanan) sama Kak Laras (kiri) foto berdua. Duet Jomblo sih tapi keduanya bentar lagi bakal melepas masa Jomblonya *amin* :v








Ini yang pas ada Anggridnya. Paling cantik ya yang paling kiri lah, gila apa lu pada kayak gitu kagak cantik? :v








Ini yang ada gue nyempil di pinggir buat foto bareng XD












Yang ini pokoknya waktu foto jejeran semua gitu pas makanan udah pada mau abis :3










Ini foto Mama, Anak(Tengah: Asni), sama Keponakan(Kiri: Chandra).











Ini pas para cewek-cewek di keluarga pada foto bareng :3









Ini pas sekeluarga foto : Ayah(gue), Bunda(Anggrid), Anak(Asni) XD










Ini pas gue lagi nyempil di pinggir *lagi*. Cantik ama ganteng ya? Cantiknya iya, yang ganteng mah kagak XD













Pokoknya yang ini serius bikin ngakak XD
posenya kayak pengen bunuh orang beneran. Mana Anggrid iseng tuh tangannya XD












Ini Anak sama Keponakan gue XD







Baru segitu lah yang aku bisa post, karena emang cuman segitu fotonya yang bagus. Jadi sempat aku sortirin, oiya Bayu ga pernah keliatan karena dia seorang photographer yang ga pernah nampang :3

Otanjoubi Omedetou Anggrid~ Semoga aku bisa bahagiain kamu terus jadi Wishmu selalu terkabul XD


Azuna's Confession

By : Taiyou Atsuya
Azuna berjalan menuju gerbang sekolah yang hampir tertutup.

"Huuuh ! Kalau saja ayah mengantarku seperti biasa.." Gerutunya,

Azuna sangat kesal karena ayahnya, Kirigaya Taiyou itu tidak mengantarnya ke sekolah hari ini.
Tepat saat Azuna memasuki gerbang..,

Teng… Teng… Teng…

Bel sekolah berbunyi !

"A, apa ?!" Wajah Azuna mendadak pucat,

Tanpa melihat kanan-kiri lagi,
Ia berlari secepat mungkin menuju kelasnya yang berada di lantai 2 SMA Seijou ini.

"Aaargh ! Pelajaran pertama matematika, kan ?! Torin-sensei pasti sudah ada di kelas !" Ujar Azuna dalam hati,

Gurunya yang super galak dan disiplin itu pasti akan menghukumnya kalau sampai telat memasuki kelas !
Saat sampai, Azuna tidak langsung memasuki kelas..
Ia hanya mengintip diluar,

"Waa ? Lucky ! Torin-sensei belum datang !" Gumam Azuna kegirangan,

"Siapa yang belum datang, Kirigaya-san ?" Timpal suara dari belakangnya,

"Su.. Suara itu…" Azuna tahu betul itu suara siapa,

Suara Torin-sensei !
Ia langsung berbalik menatap gurunya yang sangar itu dengan wajah memelas,

"Sensei.. Aku nggak telat, kok ! Soalnya aku datang lebih dulu dari sensei…" Ucap Azuna dengan suara bergetar karena takut,

"Hmm.." Torin-sensei memberikan smirk paling mematikan bagi murid-murid di sekolah itu,

"Ja, jadi bagaimana..?"

"Ya…"

Torin-sensei menghela napas panjang lalu..
"CEPAT LARI 10 KELILING LAPANGAAAN !"

Teriakannya membuat Azuna sampai menutup telinga,
"Ba, baik !"

Mau tidak mau ia langsung turun lagi lantai bawah dan mengitari lapangan olahraga,
"Siaaal.. Baka sensei !" Gerutunya dalam hati.
Sebenarnya Torin Karu-sensei cukup terkenal dikalangan siswi,
Karena memang tampan (smirk-nya itu ternyata berguna dalam dua hal, memikat para gadis dan membuat murid yang kesiangan menjadi gugup !) dan masih muda, sekitar 20 tahunan,
Tapi menurut Azuna, dia itu guru paling menyebalkan dalam sejarah persekolahannya (?),
Dan juga.. Musuh bebuyutannya sejak kelas 1 SMA..
Masih teringat ketika Azuna baru saja upacara penerimaan murid baru di SMA Seijou,
Hari itu dia tidak sengaja bertabrakan sampai jatuh dengan Torin sensei yang tentu saja belum dikenalnya,
Torin-sensei membentaknya,

"Jalan pakai mata, dong !" Ia segera bangkit berdiri

"Go, gomen !" Azuna langsung meminta maaf dan ikut bangkit berdiri,

"Murid baru ?" Tanya Torin-sensei,

"I, iya.. Anda siapa ?" Azuna kebingungan,

"Aku Torin Karu ! Guru di sekolah ini !" Suaranya membuat telinga Azuna sakit,

"Gomen.. Saya belum tahu.."

"Keh, pokoknya lihat saja nanti !"

Tanpa berkata apa-apa lagi, Torin-sensei meninggalkan Azuna yang mematung menatapnya dengan ekspresi..,

"Astaga ! Sensei macam apa dia ?!"
Entah sejak kapan Azuna jadi agak terbiasa dengan bentakan dari gurunya yang menyebalkan itu..

"Hufft… Selesai !" Ucap Azuna yang baru saja menyelesaikan hukuman akibat keterlambatannya itu,
Ia lalu segera kembali ke kelas dengan capeknya..

"Sudah ?" Tanya Torin-sensei begitu Azuna memasuki kelas,

"Ya !" Jawab Azuna singkat,

"Kau pasti memotong jalur lapangannya, ya ?" Ia merasa curiga Azuna bisa menyelesaikan 10 keliling dengan cepat,

Azuna menggelengkan kepala dan duduk di bangkunya,

"Baiklah.." Torin-sensei memamerkan smirk-nya lagi yang membuat Lilly (teman sebangku Azuna) bisa senyum-senyum gak jelas sampai waktunya pulang sekolah !
Hari itu pelajaran matematika serasa berlalu lama sekali,
Apalagi Torin-sensei memberikan ulangan dadakan yang soalnya beranak-pinak,
Mengesalkan !
Tapi, saat pelajarannya selesai..
Torin-sensei mengucapkan kalimat yang sangat tidak dapat diprediksi !

"Mulai besok, saya tidak akan mengajar di SMA ini lagi.."

"APAAA ?!" Lilly berteriak,
Para siswi tercengang kecewa sementara para siswa merasa terharu karena guru killer itu akhirnya tidak muncul lagi,
Bagaimana dengan Azuna ?
Dia terdiam, tapi matanya terbelalak tidak percaya..

"Terimakasih karena telah belajar dengan baik, sampai jumpa !" Torin sensei kemudian melangkah keluar kelas..
Walau sering diberi hukuman,
Walau sering dibentak..
Tapi Torin-sensei adalah orang yang pertama kali ditemuinya saat memasuki SMA..,
Tentu saja Azuna akan merindukannya !

Skip time..

Sore hari itu mendung,
Besok Torin-sensei akan pindah dari Tokyo ke Kyoto,
Ia akan menjadi guru di SMA Hitsuki.
Tanpa Azuna sadari,
Wajahnya agak murung..

"Kamu kenapa, Azuna ?" Tanya Aguri begitu melihat Azuna yang tidak seperti biasanya,

"Aku tidak apa-apa, bunda.."

"Tapi kau sepertinya sedih ?"

"Hanya saja.." Azuna mengambil napas pendek sebelum melanjutkan kalimatnya,

"Torin-sensei tidak akan mengajar lagi di sekolahku.."

"Ooh bunda mengerti…"

Azuna merasa akan kehilangan guru paling cerewet sekaligus.. Paling perhatian padanya..
Dulu saat ujian kenaikan kelas, Azuna mendadak demam tinggi,
Tapi ia tidak mau meninggalkan ruang ujian meskipun napasnya sudah tersenggal-senggal,
Saat ia nyaris pingsan, Torin-sensei muncul dan membentaknya,

"Baka ! Kalau kau sakit sebaiknya diam di rumah saja, ikut ujian susulan !"

"Ta, tapi.. Aku masih ingin berusaha disini.." Azuna merengek,

"Tidak bisa !"

Tanpa diduga, Torin sensei langsung menggendongnya dan membawanya ke UKS lalu menelopon orangtuanya,
Tidak lama kemudian Taiyou datang menjemput Azuna..
Saat itu Azuna menyesal karena lupa berterimakasih padanya,
Tapi Torin-sensei sendiri tidak berkata apa-apa mengenai kejadian itu..

Keesokan harinya, stasiun kereta Kaburashi…

"Akhirnya aku meninggalkan Tokyo.." Gumam Torin-sensei,
Sebenarnya dia agak sedih karena meninggalkan murid-murid tersayangnya,
Terutama Azuna !

Sejak pertama masuk, murid yang dicap 'Trouble Maker' olehnya itu memang salah satu dari semua orang di sekolah yang akan paling dirindukannya..

Jam sudah menunjukan pukul 8.50,
Sebentar lagi ia akan berangkat..

"Torin-sensei !"

Tiba-tiba saja seseorang meneriakan namanya,
Suara itu..
Azuna ?
Ia segera menoleh kebelakang dan..

GREPP !

Azuna yang berlinangan air mata menerjangnya dan memeluknya dengan erat..

"Kirigaya-san ? Kenapa kamu ada disini ?" Tanya Torin-senpai keheranan,

"Aku tidak bisa tenang kalau tidak mengantar kepergian sensei !" Azuna mengusap kedua matanya yang basah,

"Seharusnya sekarang sekolah, kan ? Hahaha, sayang sekali aku tidak bisa menghukum kamu lagi ya !"

Jauh didepan pintu masuk stasiun,
Taiyou memandangi putrinya, Azuna..
Putrinya itu memaksanya untuk mengantarnya menemui Torin-sensei,
Jadi dia akan membolos hari itu dan Taiyou tidak boleh memberitahu Aguri,
Pasti dia akan marah..

"Ternyata Azuna sudah dewasa…" Gumam Taiyou dalam hati,
Ia hanya tersenyum..

"Sensei benar-benar tidak akan kembali ke Tokyo ?" Tanya Azuna,

"Entahlah, setelah Kyoto aku akan pindah ke Singapore.." Jelas Torin-sensei,

"Apaaa ?! Jangan begitu jauh, sensei ! Aku tidak bisa menemuimu lagi.." Azuna merasa sedih,

"Kita mungkin bisa bertemu lagi kok, jangan sedih…" Ia mengusap pelan kepala Azuna lalu memeriksa jam,

Ups, waktunya berangkat..

"Kirigaya.. Hmm, bukan.. Azuna chan, aku pergi dulu.. Jaa, mata nee !" Torin-sensei melepaskan tangannya dari kepala Azuna dan memasuki kereta,

"Se, sensei ! Kita pasti akan bertemu lagi, kan ?!"
Gurunya itu kali ini hanya tersenyum tanpa jawaban,
Pintu kereta lalu tertutup dan..
Kereta itupun melaju..

"Senseeei ! Kita pasti bertemu lagiii !" Teriak Azuna beriringan dengan suara deru kereta yang mulai pergi menjauh dari stasiun..

Skip Time

Sudah lewat setahun sejak kepindahan Torin-sensei,
Azuna sekarang sudah kelas 3 SMA..
Sebentar lagi ia akan menghadapi ujian kelulusan.

"Azuna, ada orang yang mau bertemu denganmu !" Lilly menghampiri Azuna yang sedang asik membaca buku di perpustakaan,

"Siapa ?" Sebenarnya dia tidak terlalu penasaran,

"Ayo, deh.. Kemari !" Lilly menarik tangannya,
Dengan malas Azuna mengikuti keinginannya untuk menemui orang itu.
Mereka berjalan menuju kelas..

"Halo, Kirigaya-san… Ternyata kamu masih saja berantakan setelah setahun aku pindah, ya ? Padahal aku menyempatkan ke Tokyo sebelum besok berangkat ke Singapore…"

"T-Torin-sensei ?!"


Merekapun bertemu lagi..

Oowari~

Fanfict kesembilan yang jadi setelah nerima Raport *gue masuk IPS sedangkan pacar gue IPA :v*. Fanfict sekarang terinspirasi dari "Anak" gue *dalem silsilah XG sih* yang (masih) dalam usaha mbribik temen se-angkatan :v

So, Here are the characters:
-Kirigaya Azuna: Asni
-Torin Karu: bribikannya Asni namanya T*****
-Kirigaya Taiyou: Gue sang Author
-Yuuki Aguri: Anggrid
-Lilly Haruna: Laras


Life Journal #4 (Nembak Anggrid men!)

By : Taiyou Atsuya
22 Juni 2013

Oke Life Journal kali ini gue mau nyeritain tentang gimana gue berhasil nembak Anggrid kemaren. Jadi pertama-tama si "Kakak Ipar" sama "Mama Mertua" pagi-pagi kemaren udah nyegat gue di depan kelas buat klarifikasi soal gimana nembaknya. Gue berasa di interogasi atas kasus pembunuhan coba *bayangin aja kayak gimana itu*. Terus "Mama Mertua" sama "Kakak Ipar" bilang gini, "Harus ada kami berdua kalo mau nembak nyehehehe" soalnya mereka berdua mau latian Paduan Suara. Abis itu yaudah gue masuk ke dalem kelas buat nonton film sambil nungguin mereka berdua. Alhasil pas mereka berdua istirahat latian Padus (Paduan Suara) gue dipanggil mereka keluar dan gue disuruh bikin Presentasi gitu buat nembaknya *untungnya malemnya sebelum nembak, gue udah bikin kata-kata yang cukup "Romantis" sih mereka bilang :3*. Mereka bantuin gue bikinnya, tapi.... mereka ga bantuin bikin presentasi sampe tuntas tapi mereka cukup membantu karena mereka tau Anggrid suka apaan aja, mau ditembak pake cara apa, dan lagu apa yang dia suka *Kebetulan sih SNSD yang Complete*. Terus mereka ninggal lagi karena harus latian Padus lagi. Jadi itu presentasi baru setengah jadi. Akhirnya gue ngajak Asni ke kantin buat bantuin aku bikin presentasi lagi. Dan dia bantuin nyariin gambar buat background juga. Akhirnya presentasi pun sudah jadi, tinggal nungguin kapan "Kakak Ipar" dan "Mama Mertua" selesai latian Padus. Setelah mereka selesai latian, nah mereka ngajak Anggrid ke kantin buat makan *sekalian nungguin Jumatan selesai sih*. Nah akhirnya Jumatan pun selesai dan gue pun minta tolong "Mama Mertua" buat bikin suasana yang mendukung buat nembak. Gue sih nunggu di luar buat nyiapin kata-kata sama nenangin diri. Dan ketika gue masuk, gue langsung disambut sama presentasi gue buat nembak Anggrid. Jadi gini dialognya *kalo ga salah*:

*Gue masuk kedalem kelas*
"Mama Mertua" (Vita): *mainin lagu SNSD - Complete dari Laptop gue* Anggrid, Taiyou mau ngomongin sesuatu nih.

Anggrid : he? *muka innocent*

Gue : *narik Anggrid ke depan kelas* Umm, gimana ya? I'm a Fucking Winner! #plak #somplak

Vita : Ayo Taiyou bisa!

Gue : Oke, gue bisa gue bisa! Jadi inilah pengakuan gue, mungkin Anggrid udah tau ini, jadi gini... gue udah suka ama Anggrid dari sejak *ngitung* pokoknya sejak awal semester 2 kayaknya dah.

Anggrid: *ngangguk*

Gue : So, Today I'll ask you once more, as i promise last night. *berlutut di depan anggrid kayak kebanyakan Knight kalo mau menghadap raja/ratu*

Anggrid : ya?

Gue : So, Will you be my girlfriend?

Anggrid : *ngangguk2*

Gue : makasih nggrid, Watashi wa zutto, kimi no soba ni iru

"Kakak Ipar" Laras : Kapan gue bisa kayak gitu?

Vita : Huaaaa, Anggrid. Ya Allah nggrid aku seneng banget. Yang ditembak kamu tapi yang nangis aku *nangis*

Laras : Nangis dong nggrid, biar keliatan dramatis :3

Anggrid : Alay ah kamu.

Gue : Anggrid, thanks for give me a reason to live, to love you :)

Anggrid : Iyaaa Taiyou :D

Ya gitulah ceritanya gimana gue bisa nembak Anggrid di hari terakhir masuk sekolah kemaren. Saksinya adalah pada anak XG yang kemaren masuk *tapi yang cowok2 lain malah pada mainan di belakang kelas*. Emang serius tadinya udah nyiapin kata-kata tapi sayangnya keluarnya gak lancar gitu. Jadi gak keren gitu deh. Ini ceritaku tentang gimana gue nembak si Anggrid, apa ceritamu? #hush #korbaniklan :3


Life Journal #3 (Last Day in XG)

By : Taiyou Atsuya
Post Jurnal yang sedikit telat karena semalem waktu mau nge-post malah ketiduran XD

Hari ini 21 Juni 2013

Hari terakhir di XG, banyak yang ga masuk *loyalitas mereka yang ga masuk dipertanyakan*. Padahal rencananya mau fotoin sekelas buat dokumentasi gitu. Tapi mereka malah kebanyakan pada ngebo kayaknya *termasuk Laras, Asni, Dela, Anggun sama Luthfi, mereka bener-bener kebo sejati*. Dan hari ini juga gue nembak Anggrid men. Tadinya gw pikir sih bakalan ngalir aja gitu kata-kata buat nembak dia ternyata susah banget keluarnya *Mana kemaren malemnya udah nembak dia lewat LINE tapi dia baru mau jawab kalo aku ngomong langsung ke dia*. Terus akhirnya gue diterima sama dia. Wah udah deh, gue berasa nge-fly gitu deh. Dan malemnya beberapa dari kami anak XG *dan 1 tambahan anak XG dari kelas XF* makan-makan di sebuah Restoran Pizza di daerah Sudirman buat ngerayain Ulang Tahunnya pacar baru gue, Anggrid. Malem ini juga adalah pertama kalinya gue jalan malem bareng sama pacar gue. Jadi hari terakhir ini ada yang menyenangkan *buat gue sih iya* tapi sayangnya ga pada dateng sih jadinya ga seru dah :3


The Last of Us

By : Taiyou Atsuya
Apakah kita masih bisa bertemu lagi?

Apakah ini akhir buat kita?

Aku bahkan belum menyatakannya.

Apa yang harus aku lakukan?

Aku menggumam pada diriku sendiri.

"Hei Taiyou! Ngapain kau disitu? Kau udah duduk disitu selama 2 jam tanpa melakukan apapun?" Tanya Nekouta teman sekelasku.

"Ah, Kau Neko. Seperti biasanya, aku sedang membaca buku filosofi seni perang." Jawabku pelan.

"Kau yakin sedang membacanya? Aku lihat kau daritadi bahkan tak membalik satupun halaman dari bukumu." Sepertinya dia sudah tahu kalau aku sebenarnya sedang memikirkan sesuatu.

"Jadi apa yang sedang kau pikirkan Taiyou? Ceritakanlah pada kami." Ujar Aldhi teman baikku.

"Kalian sebaiknya tak perlu tahu. Ini urusan pribadiku. Bisakah kalian memberiku waktu untuk sendiri saja?" Jawabku dingin

"Baiklah kalau itu maumu Taiyou, kami mengerti itu." Kemudian mereka berdua meninggalkanku di sebuah meja di pinggir kelas. Aldhi dan Neko adalah temanku sejak kami masih SD, tapi pada saat SMP aku tidak bersama dengan mereka karena aku bersekolah di Jepang karena Ayahku di mutasi kesana. Jadi kami baru bersatu lagi di SMA.

Jujur saja, sebenarnya sekarang aku sedang memikirkan tentang kelulusanku dari SMAN 11 Yogyakarta ini. Dan aku sekarang ini sedang bingung. Bukan dibingungkan karena masalah Universitas mana yang akan kumasuki. Karena jujur saja aku sudah mendapat Beasiswa ke Tokyo University tepatnya di Fakultas Hukum. Jadi untuk masalah sekolah saja aku tidak merasa bimbang. Saat ini aku sedang bingung mengenai perasaanku sekarang ini. Sebenarnya aku sudah memendam perasaan ini sejak kelas 1 dulu. Aku menyukai seorang gadis yang dulu merupakan teman sekelas saat kelas X tapi kami berpisah karena dia berada di kelas IPA sedangkan aku di kelas IPS. Sampai saat ini pun aku belum pernah menyampaikan perasaanku. Memang sih kami itu sebenarnya dekat, tapi entah kenapa aku tetap saja tidak bisa menyampaikannya.

Lesi Anggrid, nama yang indah. Seorang gadis keturunan Jepang-Indonesia *sama kayak aku*. Aku tidak tahu apa kata teman-temanku mengenai mereka, tapi yang jelas dia itu kelihatan cantik sekali di mataku. Rambutnya yang bergelombang dan wajahnya yang manis selalu menyambutku setiap pagi dengan "Ohayou Taiyou". Itulah yang selalu membuatku senang tiap kali aku berangkat pagi.

KRIIIING

Bel tanda istirahat pun berbunyi.

Wali kelasku pun meninggalkan kelas setelah menyampaikan soal kelulusan. Tapi sebelum meninggalkan kelas Guruku bertanya padaku "Taiyou kenapa kok sepertinya daritadi jadi pendiam sekali?"

"Ah, aku gak kenapa-kenapa kok Bu Tya." Jawabku pelan.

"Benar Taiyou gak apa-apa? Apa mungkin karena masih memikirkan Anggrid kah?" Tanya Bu Tya memastikan.*sebenarnya sih setengah ngejek itu*

"Aku rasa Anggrid belum punya pacar tuh. Cepetan sana Taiyou! Sebelum dia disaut orang lain lho." Ejek Priyo, seseorang yang "famous" di sekolah.

Errrgh! Priyo sial! Dia selalu muncul di saat yang tidak tepat. Sekarang ini akan menjadi bahan lelucon di kelasku.

"Daijoubu desu yo nee Taiyou *terjemahan: udah, gapapa Taiyou*" Ujar adik kembarku Azuna.

"Tapi, sekarang seisi kelas bakal menemukan lelucon baru buat nge-bully aku." Jawabku ketus.

"Tapi aku bisa kok bantuin kakak buat nembak dia."

Heh!? Beneran itu dia barusan bilang gitu? Setauku Azuna belum pernah mau berkoalisi denganku. Tapi apa salahnya sih buat dicoba?

"Seriusan kamu Azuna? Kamu beneran bisa?" Tanyaku bersemangat.

"Ya seriusan lah kak, buat apa aku bohong? Aku mau kok bantuin kakak." Jawabnya dengan riang. *seperti biasanya dia selalu sambil lompat-lompat kayak kelinci gitu*

"Boleh lah tuh Azuna, bantu kakakmu ini ya."

"Oke, tapi ini gak gratis lho kak..." Seperti yang bisa kutebak, dia pasti meminta sesuatu dariku. Semoga saja sih bukan album AKB48 yang baru saja kubeli kemarin saat liburan ke Jepang.

"Okelah, sekarang Azuna mau apa? Tapi jangan album AKB48 ku yang kemarin aku beli pas ke Jepang ya."

"Aku gak minta yang macem-macem kok kak. Aku cuma minta kakak bantuin aku biar Torin Kaitani itu mau ngajak aku nge-Date kak." Sudah kuduga, pasti ada hubungannya dengan Torin, anak kelas tetangga yang merupakan teman baikku.

"Baiklah, kakak bisa bantuin kok. It's a Piece of Cake, eh nggak, a Piece of Muffin."

"Jadi kakak deal?"

"Oke deal deh." Kami membuat perjanjian tentang pasangan masing-masing. Dengan ini aku tidak bisa mengingkari janji yang sudah kubuat. Karena aku tidak pernah bisa mengingkari janji terutama kepada perempuan dan adik kembarku sendiri. Itu adalah komitmenku kepada diriku sendiri.

Oke, saat ini aku gak tahu gimana caranya Azuna buat bantu aku nembak Anggrid. Yang jelas sih aku udah nyuruh Torin buat ngajak Azuna nge-Date.
.
.
.

Tanggal 20 Juni 2013

Azuna menyuruhku untuk menemui Anggrid di kantin sekolah. Aku rasa sih dia berhasil. Dengan ini perjanjian kami sudah selesai.

"Seni Perang Strategi #1: Perdaya Langit untuk lewati...."

"Samudra" Suara lembut itu kukenali. Itu adalah Anggrid. Oh tidak mungkin. aku bahkan tidak tahu mau ngomong apa. Arrrrrgh, kenapa perasaanku jadi seperti ini? Kenapa aku malah bingung sendiri? OH GOD WHY?!

"Ah, Anggrid. Selamat Siang."

"Selamat Siang Taiyou, jadi ada apa kau memanggilku kesini?"

"Umm..... ano..... Umm....." Kenapa aku malah jadi grogi begini?!

"Iya?"

"Umm..... Jadi sebenarnya udah lama aku.....Umm....." Aduh, aku tadi mau ngomong apaan sih? Ugh.

"Katakan dengan perlahan Taiyou" Jawabnya lembut.

"Baiklah, J-Jadi begini, a-aku mau, ah enggak salah. Umm, jadi gini, udah lama aku s-sssukkka kamu, kamu mau nggak jadi..... Umm..... Arrgh! kenapa susah sekali mengatakannya sih?"

"Oke, jadi kamu mau aku jadi?"

"Aku mau kamu jadi... Jadi pacarku?" Iiiiih bego banget sih aku ini. Udah memberi pernyataan malah nanya balik. Bener-bener bego aku ini.

"Pacar? gimana ya? Kasih aku waktu bisa?" Jawabnya lembut

"Oke, aku kasih kamu waktu 2 hari untuk jawabnya." *padahal 2 hari lagi wisuda kami*

"Tapi terserah aku ya jawabnya lewat apa"

"Iyadeh, terserah kamu. yang penting aku udah nyatain perasaanku."

Jadi sehari setelah itu, Azuna mulai KEPO denganku. Dia mulai bertanya-tanya tentang Anggrid. Itu karena dia sekarang udah resmi jadi pacarnya Torin Kaitani. *kampret, gue dilompatin adek gue*

"Jadi gimana kemarin kak? Berhasil?" Tanya Azuna dengan kebiasaannya lompat-lompat kayak kelinci

"Berhasil kok Azuna. Cuman aku agak bingung aja apa aja yang mau aku bilang ke dia."

"Lalu gimana dia jawabnya kak?"

"Dia aku kasih waktu 2 hari buat jawab."

"What the?! Kak! Kamu itu bego banget sih? Ga tegas ah, kasih waktu itu maksimal 1 hari aja!" Teriak Azuna nyaring di telingaku.

"Aku lakuin hal yang bener kok. Aku gamau dia buat keputusan instan yang bakal membuatku atau dia menyesal nantinya." Jawabku Tegas.

"Oke deh, kalo gitu terserah kakak aja. Yang penting aku udah tau kalau kakak itu masih tegas juga." Ujar Azuna kemudian dia ngacir ke kamarnya.
.
.
.

Hari yang sudah kutunggu-tunggu akhirnya datang. Bukan wisuda yang aku tunggu sih. Gak wisuda aja sih juga gapapa. Orang aku udah positif kuliah di Jepang kok, dan berkas-berkasku udah disana semua. Jadi ini buat formalitas aja. 

Setelah acara wisuda selesai aku langsung mencari Anggrid. Seperti biasanya, aku bisa menemukan dia sedang melakukan kebiasaannya setiap hari di sekolah yaitu membaca buku di perpustakaan untuk yang terakhir kalinya di SMA ini.

"Yo, Anggrid. Selamat Siang"

"Selamat Siang Taiyou."

"Jadi bagaimana dengan jawaban dari pertanyaanku 2 hari yang lalu?" Tanyaku menggebu-gebu.

"Bukankah sudah kubilang aku yang akan memberi tahumu kan? Jadi sekarang tolong tinggalkan aku sendiri dulu. Hari ini pasti akan kujawab Taiyou-kun." Jawabnya pelan dan lembut.

"B-baiklah, I'm waiting for your answer, Anggrid." Jawabku dengan wajah ikemen(ikemen: cowok cantik).

Jadi aku meninggalkannya menuju ke mobil Mazda RX-8 milikku di parkiran sekolah. Aku masih menunggu Azuna di depan mobilku untuk pulang.

"Jadi bagaimana jawaban Anggrid, Kapten Taiyou?" Rasanya aku mengenali suara itu. Itu adalah Afiv, Linemen Defense dari Tim Amefuto sekolahku Eleven Wizards. Dia datang bersama dengan teman-teman sekelasku saat masih kelas XG dulu.

"Iya Taiyou, Anggrid gimana?" Tanya Vita dan Laras bersamaan. 

"Kau berhasil?" Sahut Luthfi dan Hanif.

"Tak kusangka kau seberani ini Taiyou." Ujar Yovita.

"Kau..... Marvelous!" Sahut Felix

"Tunggu dulu teman-teman. Dia bahkan belum menjawabku oke." Jawabku dingin.

"B-baiklah Kapten. Aku dengar kau akan berangkat ke Jepang minggu depan?" Tanya Afiv.

"Iya, benar. Darimana kalian tahu itu?" Tanyaku sambil kaget *tapi gak kaget alay*

"Aku yang memberi tahu mereka." Sahut Azuna dari belakang Afiv dan Luthfi yang berbadan lebar *baca: gemuk*

"Jadi kamu? Apa maksudmu memberitahu mereka? Aku gak mau mereka merasa kehilangan diriku nanti." Jawabku dengan nada marah.

"Tak apa Taiyou, kami tidak akan merasa kehilangan dirimu. Karena kami yakin ikatan kami semua tetap bersatu apapun yang terjadi." Sahut Aldhi.

"Iya Taiyou, tenang saja. Jangan khawatirkan kami." Sahut Vita dan Laras bersamaan.

Mendengar kata-kata mereka, aku pun secara tak sadar meneteskan air mata ke Tuxedo putih yang sedang aku pakai. Kata-kata itu adalah kata-kata terindah selama perjalananku di SMAN 11 Yogyakarta ini. Akupun memeluk mereka semua dengan erat. "Aku tak ingin kehilangan kalian" Ujarku secara tak sadar.

Jam 23.30, Aku masih menunggu jawaban dari Anggrid. Dan ketika itu juga Handphoneku berdering. Dan ternyata itu adalah orang yang ku tunggu-tunggu sejak tadi. Ya, Anggrid. Akhirnya dia mengabariku.

"Moshi moshi, Taiyou" 

"Moshi moshi, Anggrid"

"Aku tadi melihat kalian semua ketika aku hendak pulang. Dan aku dengar kau akan pergi ke Jepang untuk berkuliah disana."

"Iya itu memang benar Anggrid."

"Jadi jawabanku untuk pertanyaanmu adalah....."

"Apa?" Tanyaku penasaran seperti anak kecil

"Ya , Taiyou. Aku mau jadi pacarmu."

"Hontou desuka? *terjemahan: Seriusan?*"

"Iya Taiyou. Minggu depan kau akan berangkat kan?"

"Iya"

"Aku dan teman-teman akan mengantarkanmu di bandara."

"Baiklah, akan kutunggu kalian semua hahahaha"

Seminggu setelah wisuda, aku pun hendak berangkat ke Jepang. Teman-temanku semua telah menungguku di bandara, termasuk juga pacar baruku, Anggrid.

"Hei Taiyou, Semoga kau berhasil disana ya." Ujar Vita menyemangatiku

"Kapten, jangan lupa cobalah bagaimana Amefuto disana, dan bagilah ilmunya kepada kami." Saran Afiv, Luthfi dan Aldhi.

"Kak, jangan lirik cewek lain ya disana. Kasihan nih Anggrid udah rela ditinggal lho." Ujar Azuna dengan nada mengejekku

"Heh, pulang darisana yang penting jangan lupa oleh-oleh ya. Sama cariin gebetan baru buat gue ya Taiyou." Sahut Laras.

"Tenang saja, oleh-oleh itu urusan gampang. Oiya, Torin, tolong jaga adikku ini ya." Kataku kepada Torin.

"Baiklah Kapten. Akan kujaga selalu Kapten. Hehehehe" Jawab Torin setengah bercanda.

"Taiyou, Jaga diri baik-baik ya disana, semoga kau sukses disana. Aku akan selalu menunggumu." Pesan Anggrid kepadaku.

"Baiklah Anggrid, aku akan menjaga diriku baik-baik. Kau juga jaga dirimu baik-baik ya. Semoga kau juga sukses dalam kuliahmu disini. Tunggulah aku Anggrid." Jawabku kepada Anggrid

"Kak nanti kau ketinggalan pesawatmu lho. Udah sana, Ada aku kok yang jagain Anggrid." Kata Azuna kepadaku.

"Iya, udah sana Taiyou. Nanti kamu ketinggalan pesa...."

Chuuu

Aku mencium Anggrid di keningnya sebagai tanda perpisahan sampai kami bertemu lagi. Setelah mencium Anggrid, aku langsung berlari menuju pesawatku. 

Anggrid tunggulah aku di Indonesia.

Aku akan kembali dan menjadi seorang pengacara yang hebat sekaligus menjadi seorang Quarter Back yang hebat sekembaliku ke Indonesia.

Aku akan kembali untukmu Anggrid.

Watashi wa kimi no soba ni iru, Anggrid-chan.

Oowarii~

Inilah Fanfictku yang ke-8 H-2 Sebelum penerimaan Rapor. Semoga aja sih hasilnya sesuai sama yang diharapkan ya. Oke ini fanfict aku bikin sesuai request seseorang. Dan kali ini aku  pakai nama asli masing-masing kecuali aku dan Asni.

Jadi inilah para Karakter:
-Taiyou Hosokawa: Gue sang Author
-Lesi Anggrid
-Azuna Hosokawa: Asni
-Aldhi Febrawan
-Nekouta Wahyu
-M. Luthfi Fitratama
-Afiv Fachry A.
-Priyo Faturachman
-Nadya Noor Vita
-Laksmita Larasingtyas
-Vincentia Yovita P.
-Rakhmad Hanif

Karakternya nambah lagi, tapi cerita semoga saja tetap menarik~ :3 


Endless Love

By : Taiyou Atsuya
Taka Honjo, murid SMA Teikoku ini seperti biasa sedang membaca novel di bangku halaman belakang sekolah yang bersebelahan dengan pohon Sakura, selain rindang dan teduh, suasananya juga sangat sunyi, jelas ini adalah tempat kesukaan Taka. Sementara ia asik melamun dengan bukunya dan membalik halaman, seorang gadis yang berseragam sama sepertinya sejak tadi memperhatikan dari jauh.

"Hei ! Kamu menyendiri terus deh, Taka !" Tiba-tiba seseorang menepuk pundak pemuda itu,

"Lilly… Gomen, tapi aku memang begini…" Jawabnya dengan datar,

"Membosankan ! Waktu istirahat tinggal sebentar lagi lho ! Sebaiknya cepat kembali ke kelas sana !" Orang bernama Takeru Lilly itu berjalan menjauh setelah menyapanya. Beberapa menit kemudian, Taka melirik ke arah jam tangannya.

"Huh… Sudah waktunya masuk kelas ya ?" Kakinya melangkah meninggalkan bangku menuju lantai 2, tapi ia lupa kalau novelnya tertinggal di sana.

Gadis yang mengintip itu lalu berjalan mendekati tempat Taka tadi duduk, tangannya mengambil sesuatu dari bangku itu, "Ini punya Taka ? Harus aku kembalikan…" Ia, Koizumi Aguri menyukai Taka sejak dulu, tapi ia tidak berani mengajaknya bicara karena dari luar, Taka terlihat dingin dan terlalu pendiam. "Kali ini… Aku harus berani ! Aku harus mengembalikan secara langsung pada Taka !" Aguri membuat sugesti pada dirinya sendiri, bagaimanapun caranya, ia ingin hubungannya jadi dekat dengan Taka.

Skip Time…

Tangannya sudah beberapa kali mengacak-ngacak seisi tas, tapi Taka tidak menemukan novelnya di sana. "Aaargh ! Kok hilang ?" Pikirnya panik, jam pelajaran saat itu sudah berakhir, "Apa mungkin ketinggalan di bangku ?" Tanpa basa-basi lagi, ia berlari ke tempat yang di tuju, halaman belakang. "Aku harap tidak hilang…" Taka mengingat bahwa novel itu merupakan salah satu dari semua buku yang ia paling suka, "Apapun caranya… Aku harus menemukannya !" Ekspresi gusar membuat wajahnya semakin terlihat cuek dan anti-sosial.

Taka sampai di bangku tersebut dengan nafas yang tidak beraturan, "Buku… Bukunya… Tidak ada ?" Ia kebingungan, kemudian melirik ke segala tempat di dekat bangku itu. "A, anu… Honjo-san… Ini… Aku bawa bukumu… Soalnya aku pikir kalau tetap di bangku, bisa-bisa hilang…", "Hah ? Buku… Novelku ?!" Taka langsung membalikan badan menatap, Aguri yang tiba-tiba muncul, ia langsung mengambil buku dari tangan gadis itu, "Namaku Koizumi Aguri, yoroshiku Honjo-san…" Taka tetap diam dan mengecek keadaan bukunya, "Ehm… Honjo-san…" Aguri mulai merasa ia tidak di dengar olehnya, "Doumo." Ucap Taka dengan singkat, lalu pemuda itu pergi meninggalkan Aguri yang mematung karena kesal. "Ah ? Hanya begitu ? Huh… Sudah, sudah… Jangan kecewa dulu Aguri ! Taka kan sering ke perpustakaan… Bagaimana kalau aku juga membaca buku di sana besok ?" Gumam gadis itu pada dirinya sendiri.

Skip Time…

Aguri berjalan cepat menuju perpustakaan saat jam istirahat, "Taka pasti di sana… Aku pasti akan bertemu dengannya !" Pikirnya sambil tersenyum lebar. Benar, pemuda itu memang di sana, memandangi buku dengan ekspresi antusias tapi tetap datar. 

"Konnichiwa, Honjo-san !" Sapa Aguri sambil duduk bersebelahan dengan Taka, tangannya menggenggam beberapa buku tebal, sepertinya novel sejarah. 

"Konnichiwa." Jawab Taka sambil mengangguk tanpa menatap Aguri, 

"Kamu suka buku ?" Tanya gadis itu dengan mata berbinar-binar, Taka mengangguk lagi.

Aguri terus mengajak Taka bicara, walau respon darinya benar-benar menyebalkan, Aguri tidak menyerah. Tiba-tiba, Taka bangkit dari kursinya dan berjalan menuju pintu keluar tanpa berkata apapun, Aguri langsung mengejarnya. 

"Honjo-san ! He, heiii ! Tung…" Belum sempat ia menyelesaikan kalimat yang akan di ucapkan, Taka berbalik dan menatapnya kesal, 

"Apa sih ? Kamu mengganggu tahu !" Suaranya setengah membentak, membuat Aguri tersentak dan terdiam sambil menundukan kepala. Taka meninggalkan Aguri sendirian lagi, seperti kemarin. Kemudian, dengan langkah yang tersendat, ia berjalan menjauh keluar sekolah. 

"Aku pulang sekarang saja…" Pikir Aguri, air mata entah sejak kapan sudah mengalir keluar dari kedua matanya, ia tidak mengira kalau Taka ternyata sedingin itu.

Taka's POV

Apaan sih dia ? Tiba-tiba mengajak bicara panjang lebar seperti itu ? Huh… Aku tidak suka… Ya, Aguri memang benar-benar menggangguku ! Dengan kesal, aku melangkah keluar dari gedung sekolah setelah mengambil tas di loker. Ah, ada dia lagi ! Gadis berisik itu juga mau pulang sepertinya… Aku memperhatikannya menyebrang jalan, tapi aku langsung mengalihkan pandangan lagi ke buku… Aku tidak peduli pada perempuan, bacaan ini lebih baik…

Normal POV

Taka menyender di tembok depan sekolah sementara Aguri menyebrang pelan-pelan ke seberang jalan. "Uhuhu… Ta, Taka…" Aguri masih menangis, ia sibuk menyeka mata dan hidungnya yang tidak henti-hentinya membuat cairan, tiba-tiba seorang pengendara motor dengan kecepatan tinggi menghantam tubuh Aguri hingga terjatuh, "Ko, Koizumi-san ?!" Taka yang kaget dan entah mengapa cemas mendekatinya, pelaku tabrak lari itu kabur secepatnya. "Koizumi-san, kamu tidak apa-apa ?" Tanya Taka sambil membopong Aguri ke pinggir jalan yang aman dan menelopon ambulan, "Ya… Aku tidak apa-apa…" Jawab gadis itu, sesekali ia meringis dan memegangi kakinya yang terluka parah.

Skip Time…

Sekarang Aguri dan Taka sudah berada di sebuah ruangan putih, khas rumah sakit. Beberapa menit kemudian, datang seorang dokter setengah baya. 

"Bagaimana keadaan kakiku, dok ?" Tanya Aguri dengan nada lirih, dokter itu menggeleng, 

"Kami tidak bisa berbuat apa-apa lagi… Kamu… Mungkin bisa menderita kelumpuhan total pada kedua kakimu…" 

Taka tertegun dan langsung angkat bicara, "Apa ?! Tidak bisa berbuat apa-apa lagi ?! Maksudmu ?!", 

"Kami benar-benar minta maaf…" Dokter itupun meninggalkan mereka berdua.

"Jadi… Aku bisa lumpuh ?" Aguri menundukan kepalanya sekali lagi, 

"Aguri… Gomen nee… Aku seharusnya tidak setega itu padamu… Kalau saja aku tidak membentakmu di perpustakaan sebelumnya…" Taka merasa bersalah, ia memang benar-benar tidak peka pada keadaan orang lain, 

"Tidak Honjo-san… Ini salahku karena tidak lihat-lihat saat menyebrang tadi…" Jawab Aguri dengan senyum tipis di wajahnya.

"Sebenarnya aku menyukaimu, Honjo-san… Karena itu aku terus berusaha untuk mengajakmu bicara… Aku ingin dekat denganmu… Gomen nee…" Mendengar perkataan itu, Taka terdiam dan tiba-tiba memeluk Aguri dengan erat. 

"Gomen nee… Gomen… Aku merasa bersalah, Koizumi-san…", "Ini bukan salahmu !", "Ini salahku…", "Sudahlah Honjo-san… Jangan menyalahkan diri sendiri…" Aguri lagi-lagi tersenyum sementara Taka tetap dengan ekspresi murung, 

"Aku akan bertanggung jawab untuk biaya rumah sakitmu…" Ucapnya, 

"Tidak perlu ! Orang tuaku juga sudah menelpon kan tadi ? Jangan cemas begitu…" Timpal Aguri, keadaan seketika menjadi hening, "Aku akan mengunjungimu besok…" Taka bangkit dari kursinya.

Skip Time…

Sudah berminggu-minggu Taka terus mengunjungi Aguri, sepertinya mata hatinya sudah terbuka berkat gadis itu, sekarang mereka menjadi sangat dekat. Taka tidak lupa membawa beberapa novel dan meminjamkannya pada Aguri, sesekali ia juga mengajak Aguri berkeliling rumah sakit karena ia bosan di kamar dengan kursi roda. Dan suatu hari… Taka mengunjungi Aguri dengan berita gembira.

"Aguri ! Aku dengar ada dokter yang bisa menyembuhkanmu di Korea, besok kita berangkat kesana !",

"Eh ? Benarkah ?",

 "Iya ! Tenang saja, kamu pasti bisa berjalan lagi !" Dengan segala perasaan tulus dari Taka, Aguri kemudian menjalani perawatan berbulan-bulan di Korea.

5 month later…

Aguri berlari keluar dari bandara sambil menggenggam tangan Taka,

"Ayo cepaaat !" Teriak gadis itu sambil tertawa lepas, "Iya, iya..." Taka tersenyum, ia lega operasi kaki Aguri berhasil.

"Haaah… Senang kembali ke Jepang !" Pekik Aguri saat mereka tiba di luar bersama dengan barang bawaan tentunya,

"Aku sangat berterimakasih padamu, Taka !",

"Tidak, tidak… Aku senang kamu bisa berjalan lagi… Oh, aku hampir lupa…

" Tiba-tiba Taka mengeluarkan sebuket bunga mawar dari balik punggungnya, Aguri tercengang. "Aku ingin menjawab perasaanmu… Aku menyukaimu, Aguri…" Ujar Taka sambil menyerahkan buket itu,

"Ari… Arigatou…" Aguri terisak, ia tidak menyangka bahwa perasaan dan usahanya selama ini akan berakhir dengan manis.


~THE END~

Fanfict ketujuhku setelah UKK dan sebenernya udah jadi dari H-1 UKK selesai cuma baru aku post aja sih :3
Disini aku rada kasian sama si Aguri, di FF yang "Zutto, Watashi wa Kimi no Soba ni Iru" dia ngenes, disini juga. Cuman bedanya disini si Aguri dapet Happy Endingnya :3

Well, inilah para Karakter di FF kali ini:
-Taka Honjo: Gue sang Author
-Aguri Koizumi: Anggrid
-Takeru Lilly: Laras

Karakter semakin menyusut tapi cerita tetep menarik~ :3




Zutto, Watashi wa Kimi no Soba ni Iru (I'll Always Be By Your Side)

By : Taiyou Atsuya
Aku membuka mataku,

Gelap, semuanya gelap..

Tanpa ada cahaya sedikitpun,

Inikah nerakaMu untukku Tuhan?

Aku berjalan mengitari ruangan yang begitu gelap,

Tidak, bukan berjalan. Lihat kakiku tidak menapak ke lantai,

Aku terbang,

Tidak adakah orang disini?
Kosong, aku sudah berpuluh kali mengitari ruangan ini, namun tak kutemukan apapun.
Aku benar-benar sendiri, aku tidak tahu tempat apa ini,
Inikah neraka? Ataukah surga? Namun kenapa rasanya benar-benar hampa?
Aku lelah,
Tiba-tiba ada setitik cahaya remang mendekat,
Semakin lama semakin dekat,

"Kamu mau bersama dia, atau meninggalkannya tanpa kenangan apapun, itu terserah kamu.."
Aku masih teringat ucapan sosok itu tadi, setelah mengucapkan itu, dia menempelkan sesuatu di pergelangan tanganku. Entahlah, jam mungkin? Tapi benda itu awalnya tertulis 01:00 namun digit-digit angkanya semakin lama semakin mundur. Apapun benda ini, aku tidak peduli.

Aku tidak tahu dia siapa, yang jelas dia meninggalkan sebuah buku tebal dan sebuah… entahlah, aku tidak tahu apa namanya, namun sosok itu bilang benda ini adalah penghapus. Bukan penghapus biasa, ini adalah penghapus memori. Sedang buku itu. sampulnya berwarna kuning kecoklatan.

Aku juga tidak tahu buku apa ini, tapi sosok itu menjelaskan ini adalah buku memori Rei selama tiga bulan terakhir.

Siapa Rei? Rasanya nama itu begitu familiar, tapi siapa? Entahlah, aku tidak ingat.
"Kamu hanya punya waktu 1 jam untuk memutuskan, apapun keputusanmu itu pilihanmu.." ujar sosok itu tadi. Aku juga tidak mengerti apa maksudnya, dan sosok itu juga tidak mau repot-repot menjelaskan

Aku membuka sampul buku itu, kemudian membaca lembar pertamanya,

"16:21, 21-06-2013

Rei sudah tidak percaya siapapun lagi,
Semua yang dia kenal mengkhianatinya
Rei benci semua orang, papanya, mamanya,
Saudara kembarnya,
Semua orang yang dia kenal,
Rei benci semuanya,menurut Rei semuanya memakai topeng.
Rei mau mengakhiri semuanya, barangkali lebih baik.

16:50, 21-06-2013

Dia sudah akan menabrakkan dirinya ke kereta yang sedang melaju kencang,
Tuhan tidak akan membiarkannya,
Pertemuannya yang aneh dengan seorang perempuan aneh membuatnya tidak jadi mengambil jalan pintas.

Aku mengernyitkan dahiku, cerita ini rasanya aku tahu, aku mencoba mengingat-ingat, sial, tidak ada yang bisa kuingat. Buku ini begitu tebal, akan lama jika membacanya satu persatu. Jadi, aku langsung membalik beberapa halaman langsung.

12:02 25-06-2013

Perempuan yang ditemui Rei itu Kuran Aguri namanya,
Rei pikir perempuan itu juga sama seperti yang lainnya,
Memakai topeng indah untuk menutupi rupa aslinya yang mengerikan,
Aku membalik lagi beberapa halaman langsung, kemudian membaca tulisan yang tertangkap pertama kali oleh mataku.

17:12 29-06-2013

Aguri, ternyata adalah teman masa kecilnya,
Rei dan Aguri sama-sama baru menyadarinya,

Rasanya aku ingat semua ini, Kuran Aguri? Siapa itu? Aku berusaha keras mengingat-ingat,
Kuran Aguri! Itu namaku! Rasanya aku mulai ingat semua ini.
Ya, aku ingat itu, aku ingat Rei  Lelaki yang sebelumnya sangat skeptis dan tidak pernah mau percaya apapun itu.

Kiriyu Rei, dimana dia sekarang?
Aku mulai ingat semuanya.
Aku mulai ingat pertemuanku dengan Rei, lelaki yang mau segera mengakhiri hidupnya itu.

Dasar bodoh, jika saja dia tidak bertemu denganku, dia pasti sudah berada di akhirat sekarang dan akhirnya menyesal bunuh diri. Gumamku pelan.
Tiba-tiba aku tersadar, bukankah, jika aku tidak bertemu dengan dia, aku masih berada di dunia sekarang?

Seharusnya aku menyesali pertemuanku dengannya.

Seharusnya…

Entah kenapa, aku tidak menyesal, aku tidak menyesal bertemu Rei jika aku tidak bertemu Rei aku pasti tidak akan pernah merasakan kupu-kupu yang seolah terbang dalam perutku.

Sungguh, aku tidak menyesal. Walaupun karenanya juga jiwaku harus berada di tempat ini, dan tubuhku masih di dunia lain.

Aku tidak menyesal mati, bukankah jika aku tidak bertemu Rei, aku tetap akan mati bukan? Semua hanya masalah waktu.

Aku melirik pergelangan tanganku, melihat waktu yang terus menghitung mundur. 47:00. itu waktu yang tersisa untukku membuat keputusan.

Aku sudah mengerti apa maksud sosok itu tadi,
Sosok itu memberikanku dua pilihan.
Menghapus semua kenanganku dengan Rei agar dia bisa hidup bahagia tanpa dihantui rasa bersalah,
Atau tetap membiarkan kenangan itu dalam ingatan Rei.

Namun, jika aku membiarkan kenangan itu tetap ada, konsekuensinya adalah Rei yang sudah berubah, akan kembali seperti dulu lagi, tidak mempercayai siapapun, dan dia akan terus menyalahkan dirinya karena dia berpikir dia yang membunuhku.
Aku sudah mengerti seperti apa Rei itu, jadi sudah pasti dia akan berbuat bodoh seperti dulu. Mengambil jalan pintas, bunuh diri.

Yang mana yang ingin aku pilih?
Jujur, aku ingin sedikit egois. Maaf bukan sedikit, tapi sangat. Sangat egois.
Aku tidak ingin dia melupakanku, aku ingin dia bersamaku. Aku ingin mengambil pilihan kedua, toh, jika dia bunuh diri, aku dan dia bisa bersama.
Walau bukan di dunia manusia…
Aku melirik lagi pergelangan tanganku,

40:03

Masih ada waktu untukku mengingat apa yang terjadi beberapa jam yang lalu, sebelum aku mengambil keputusan bukan?

3 jam yang lalu.

Aku sudah tahu bahwa Rei punya banyak musuh, aku sudah tahu banyak orang yang ingin menghabisi nyawa Rei. seharusnya aku siap di kejar-kejar pembunuh jika bersama Rei.
Seharusnya….

Hari ini, Rei mengajakku melihat sakura. Aku mengangguk.
Kami menyusuri jalanan yang dipenuhi bunga bermekaran, indah. Jari-jari kami bertautan. Dengan kujelaskan 'jari-jari kami bertautan' kau sudah mengerti apa hubungan kami bukan? Aku tidak dapat mendengar jawaban kalian pembaca, tapi aku anggap kalian mengerti.
Aku merasa ada yang mengikuti kami, tapi siapa?
Insting Rei selalu tajam, aku tahu itu.

Tiba-tiba saja Rei sudah menodongkan senapannya ke arah belakang pohon.
"Minggirlah, itu Lilly, musuh besarku." ujar Rei dengan pelan Aku kaget, Lilly! Lilly adalah kakakku, jadi onee-chan adalah musuh Rei?

Rei memang tidak pernah tahu bahwa Lilly adalah kakakku, tidak ada yang tahu kecuali aku dan Onee-chan, serta kedua orangtua kami yang sudah tidak ada lagi. Hubungan darah antar kami di sembunyikan.
Aku tidak tahu apa yang kulakukan. Aku tahu one-chan itu sedikit jahat, tapi dia tetap kakakku. Tiba-tiba saja kakiku bergerak refleks menghalangi moncong senapan Rei yang mengarah pada Onee-chan. Tepat ketika Rei menekan pelatuknya.
Setelah itu, aku tiba-tiba berada di tempat ini…

15:09

Itu waktu yang tersisa. Apa yang mau kupilih?
Tiba-tiba saja aku rindu Rei.
Untuk terakhir kalinya Tuhan… Aku mohon, aku mau melihat dia… Kumohon…
Tuhan mengabulkannya, ini keajaiban.
Aku melihat diriku sendiri tengah berbaring di ranjang putih.

Tubuhku ditempel berbagai macam peralatan medis. Para dokter masih mengharapkan nyawaku. Percuma,

Dimana Rei?

Aku menyapukan pandangan kesana kemari. Tidak ada. Tidak ada Rei di sini.
Lantas, aku terbang keluar ruangan.

Sebenarnya aku tidak tahu di mana Rei, namun perasaanku membawaku ke ruangan gelap yang di penuhi peralatan-peralatan bekas.

Benar, di sudut ruangan gelap itu, Rei duduk di sana. Dahinya mengucurkan keringat, dan mata tajamnya terus menatap kedua tangannya. Dia terus menerus menggumamkan sesuatu, aku tidak dapat mendengarnya. Kudekati dia agar aku bisa mendengar gumamannya.

"Aku pembunuh… Aku pembunuh…" gumamnya berulangkali dengan nada putus asa. Matanya terus menatap tajam tangannya. Sedang di depannya tergeletak pistol yang berisi.
Aku menghela nafas, tidak benar-benar menghela nafas sebenarnya-karena aku tidak punya nafas-.

Aku tahu Rei frustasi, setelah semua orang yang dia kenal mengkhianatinya, dia tidak percaya siapapun lagi. Setelah Rei bertemu denganku, dia mulai mempercayaiku, dan aku juga membantunya untuk mulai mempercayai orang lain. Sepertinya aku cukup berhasil, dia mulai memaafkan saudara kembarnya, dia mulai percaya pada temannya..
Dan, dia pasti berfikir dia membunuhku, lalu, bagaimana dia bisa percaya pada orang lain lagi?

Aku melirik pergelangan tanganku lagi.

06:12

Hanya itu waktu yang tersisa, aku harus membuat keputusan.
Aku melirik tangan kananku yang memegang buku dan penghapus memori itu.
Jika aku hapus semua memori aku dan Rei, maka dia benar-benar tidak ingat aku lagi. Bahkan sekadar namapun dia tidak akan tahu lagi. Apa aku rela?
Aku tidak rela.

Maaf.. Aku boleh egois kan?

Brak…

Tiba-tiba pintu gudang itu di dobrak. Cahaya matahari menerobos masuk. Aku mengenali sosok yang muncul dari balik pintu itu. Mukanya benar-benar mirip Rei. Tapi dia adalah seorang perempuan. Itu Azuna, saudara kembarnya.

Bulir-bulir keringat mengalir dari dahi Azuna. Raut mukanya benar-benar cemas.

"hh.. hh.. akhirnya aku menemukanmu.." ujar Azuna sambil terengah-engah. "Kau, jangan pernah berpikir mau mengakhiri semuanya.." Azuna melirik pistol yang berada di depan Rei. 

"Kamu, tidak berpikir mau menggunakannya kan?"
Rei menatap Azuna tajam, "Keluar kamu!" teriaknya kemudian tangannya meraih pistol itu dengan bergetar.

Plak.. Tamparan Azuna tiba-tiba mengenai pelipis Rei, membuat pistol yang dipegangnya terjatuh.

"Dasar bodoh! Jika kamu bunuh diri, apa kamu pikir semua selesai!" teriak Azuna nyaring. Rei menatap tajam Azuna, "Aku percaya, Aguri pun tidak mau kau bunuh diri, dia pasti sedih!"

Teriakan Azuna membuatku kaget. Ucapan Azuna salah, bukankah aku baru saja berpikir biar saja Rei bunuh diri agar aku dapat bersama Rei?

Waktu dipergelangan tanganku menunjukkan waktu 01:31.

Apa keputusanku membiarkan Rei bunuh diri benar?
Tidak, aku tidak boleh egois. Walau aku benar-benar ingin.
Aku menggigit bibir, dengan gemetar tangan kananku memegang penghapus itu, dan tangan kiriku memegang buku itu. Tidak masalah walau kau akan melupakanku.
Aku menggerakkan tangan kananku untuk menghapus buku memori Rei.
Ketika ujung penghapus baru menyentuh sampul buku itu, semua isinya tiba-tiba berterbangan di udara, kemudian tiap halamannya serentak robek. Semakin lama robekannya semakin mengecil, hingga akhirnya menghilang.

Aku tersenyum miris. Jam ditanganku sudah menunjukkan 01:01

"Ini dimana?" tanya Rei keheranan.
Azuna mengernyitkan keningnya, "kenapa kita bisa di sini?"
Aku menggigit bibir menahan tangis,
Suara brankar terdengar dari luar, Rei dan Azuna menatap asal suara itu dari pintu yang terbuka.

Beberapa perawat membawa kantung mayat yang berada di atas brankar. Rei menatap ingin tahu,

Samar-samar terdengar perawat itu berkata "Segera hubungi keluarga Aguri, dia sudah tidak tertolong.."

"Aguri.. Nama yang indah.." gumam Rei.

Aku semakin kuat menggigit bibir, menahan tangis. Tidak, tangisku tidak dapat kutahan. Sekristal air luruh, keluar dari kelopak mataku yang berkhianat.

Aku melayang terbang ke arah Rei, kemudian menyentuh lengannya untuk terakhir kali.
Tiba-tiba Rei menyentuh lengannya yang kupegang, seolah bisa merasakan sentuhanku.

Jam dipergelangan tanganku menunjukkan digit angka 00:01

Kemudian digit angka dibelakang sekali berubah menjadi 00:00

Tiba-tiba aku melihat seberkas cahaya. Besar sekali, seperti matahari.

Aku terbang ke arah cahaya itu. Tempat manapun yang aku tuju, aku harap aku tidak sendirian.

Rei, hiduplah dengan bahagia.

Ketika waktunya tepat, kamu akan menemuiku kan? Aku menunggumu.


Oowarii~ 

Fanfict keenam setelah UKK berakhir *yeeeeeay, liburan bentar lagi*. 
Entah kenapa aku tau-tau bisa bikin cerita yang sebegini sad endingnya *sebenernya karena request Aguri juga sih*. 

Oke, sekarang inilah dia para karakter pada FF kali ini:
-Kuran Aguri: Anggrid (Maaf banget cantik kamu jadi ngenes disini :'3)
-Kiriyu Rei: Gue sang Author
-Kaname Lilly: Laras
-Kiriyu Azuna: Asni (Disini kau jadi kembaranku nak :v)

Karakternya kembali menyusut ya~ ntar pada bingung bacanya kalo kebanyakan :3


- Copyright © Boku no Story Da! - Date A Live - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -